LOVE’S MADNESS
Title : Love’s Madness
Author : Ivoongs
Cast : IU as Bang Jihyun (or you)
Bang Yongguk (B.A.P) as
Bang Yongguk
Moon Jongup (B.A.P)
as Moon Jongup
Zelo (B.A.P) as Choi
Junhong
Sulli (f(x)) as
Soorin
Length : Oneshot
Cover by : Ivoongs
Halo semua, ini
pertama kali gue bikin FF.
Maaf kalau ancur,
maaf kalau ada kata-kata yang salah.
Lyrics : Yoseob ft
Eunji – Love Day (makasih bang Yoseob huahaha)
참 많이 궁금해
전부 다 궁금해
왜 잠이 안 오고 니 얼굴만 보여
나도 궁금해
이 맘이 궁금해
왜 너만 보면 웃음이 먼저 나와
I’m very curious, I’m curious about everything
Why can’t I go to sleep and can only see your face?
I’m curious too, I’m curious about this heart
Why is it that when I see you, laughter comes out first?
Why can’t I go to sleep and can only see your face?
I’m curious too, I’m curious about this heart
Why is it that when I see you, laughter comes out first?
Author Pov
Yeoja itu melirik
jam yang berada di dinding, jam 9 malam. Dengan wajahnya yang sudah terlihat
lelah dia pun memutuskan untuk menutup buku biologi yang bersampulkan gambar
kodok hijau itu dan melepaskan headsetnya.
“Huaaaaa, bagaimana aku bisa menghafalkan ini
semua dalam waktu 1 malam ? Dasar seonsaengnim babo !”. Setelah itu dia menenggelamkan
kepalanya dengan kedua tangnnya. Tidak lama kemudian kepalanya berdiri lagi,
dia membuka jendela yang berada di sebelahnya persis. Dia melihat keluar, lebih
tepatnya ke rumah diseberang. Gelap. Setelah itu dia mulai menggigil dan
menutup jendelanya. Dia kembali duduk.
‘Yaaah, bagaimana dia sudah tidur ? Apa dia
sudah belajar? Aaaah, geurae ! Junhong mana butuh belajar, dia kan sudah pintar!”
katanya dengan nada jengkel.
Tiba-tiba saja ada seorang namja yang membuka pintu dan
berteriak “Yaaaah !!”
“Woooh, Yongguk oppa ! Kau mengagetkanku saja ! Tidak
tahu apa dongsaeng mu ini sedang belajar ?!” seru yeoja itu.“Arraseo arraseo,
oppa hanya penasaran kenapa kau tadi menyebut nama Junhong ? Kau yakin kau
sedang belajar Jihyun-ah ?” kata Yongguk sambil memiringkan kepalanya.
“Eo, aku sedang belajar! Aku hanya penasaran kenapa
Junhong tidak belajar, itu saja! Oppa terus saja menguping setiap malam !” kata
yeoja itu dengan nada jengkel.
“Yaaah, itu kebiasaan oppa bukan ? Jihyun-ah, akhir-akhir
ini kamu tidak berangkat atau pulang
dengan Junhong, apa kalian bertengkar? Wowowo, apa karena kau cemburu karena
Junhong mempunyai yeojachingu baru?” kata Yongguk penasaran.
Jihyun hanya terdiam.
Jihyun Pov
“Yaaah, itu kebiasaan oppa bukan ? Jihyun-ah, akhir-akhir
ini kamu tidak berangkat atau pulang dengan Junhong, apa kalian bertengkar?
Wowowo, apa karena kau cemburu karena Junhong sudah mempunyai yeojachingu baru?”
kata oppa penasaran.
Aduh, bagaimana aku menjawab pertanyaan ini ? Memang
benar aku sedikit cemburu karena Junhong mempunyai yeojachingu. Tapi, masa aku
bilang sama oppa ? Nanti oppa malah bilang sama Junhong.
“Yah ! Kenapa malah melamun?!” suara Yongguk oppa memecah
lamunanku
“Ani ! Aku tidak bertengkar dengan Junhong ataupun
cemburu! Dia hanya mmm, mungkin melupakanku karena yeojachingu barunya” ujarku
dengan nada datar.“Arraseo, mungkin kau hanya butuh bicara dengannya. Sudah,
kau tidur saja. Ini sudah malam, kau besok juga harus sekolah. Annyeong” kata
oppa sambil meninggalkan kamarku.
“Ne, annyeong” balasku.
Hah, benar juga. Kenapa aku tidak bicara dengan Junhong
saja ya ? Tapi memang tidak ada kesempatan, dia bahkan terus bersama yeojachingu
barunya itu yang memang lebih mepunyai ‘tampang lebih’ daripada aku. Tapi
kenapa aku cemburu karena Junhong pacaran dengan Soorin ? Ani, aku tidak
mungkin suka dengan Junhong, kita hanya berteman. Jihyun, kau dengan Junhong
hanya berteman. Berteman.
“Ani, aku tidak mau bicara dengan Junhong. Dia yang
membuat masalah, kenapa harus aku yang bicara terlebih dahulu? Dan aku tidak
mungkin menyukainya” kataku sambil beranjak dari kursi dan memasukan bukuku ke
dalam tas.
Author Pov
Jihyun merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya, dia
menarik selimutnya dan tidak lama kemudian dia sudah berada dalam alam mimpinya.
Deng dereng deng
teng, deng dereng deng~
Suara itu muncul, memecah keheningan pagi hari itu. Yeoja
yang sedang tertidur itu segera meraih handphonenya untuh mematikan alarm.
“Arraseo arraseo, I’m awake now” katanya setengah
mengigau bersamaan dengan matinya bunyi alarm itu.“Wuuuaaah, bagaimana pagi
hari datang secepat ini? Rasanya baru satu menit aku memejamkan mataku” seru
Jihyun dengan nada malas.
Jihyun pun segera bangkit dari tempat tidurnya, dia
melihat ke arah jam. Pukul 06.00. Mata Jihyun pun terbelalak.“Yah! Bagaimana
alarmku bisa menyala jam 6?! Geurae! Kemarin hari Minggu, aku lupa menyetel
ulang alarmku” kata Jihyun dengan melompat-lompat lalu menuju ke kamar mandi.
Setelah dari kamar mandi, dia sudah memakai seragamnya
lengkap, dia mengammbil tasnya lalu turun ke lantai bawah. Di bawah sudah ada
appa, eomma, dan oppanya. Dia lalu duduk di meja makan lalu memakan sandwich
buatan eommanya dengan cepat.
“Jihyun-ah, makannya pelan-pelan. Kenapa terburu-buru?”
kata eommanya
“Kenapa eomma tidak membangunkanku pagi-pagi?!” seru
JIhyun
“Eomma kira kau sengaja bangun lebih siang. Biasanya kau
juga bangun dengan alarmmu sendiri, Jihyun-ah. Lagipula sekolah baru dimulai
pukul 7, kenapa kau selalu berangkat lebih pagi?” jawab eomma nya dengan lembut
“Itu kan sudah jadi kebiasannya eomma, dia ingin
menyontek PR teman-temannya” pertanyaan eommanya di jawab oleh oppa nya
tiba-tiba
Jihyun pun tersedak. Dia memukul oppanya itu. Tapi
alasannya berangkat pagi-pagi untuk menyontek PR itu benar, oppanya pernah
memergokinya. Walaupun nilai ulangannya selalu bagus, dia paling tidak tahan
dengan PR.
“Benarkah itu Jihyun-ah?” tanya appanya.
“Aniyo appa, Yongguk oppa berbohong” serunya.
Oppanya hanya bisa tersenyum melihat tingkah adiknya itu.
Setelah itu dia meneguk segelas susu dan memakai sepatunya. Lalu dia berpamitan
dengan keluarganya.
“Eomma,appa annyeong” seru Jihyun dan oppanya bersama
Jihyun dan Yongguk memang satu sekolahan. Yongguk sudah
kelas 3 dan Jihyun masih kelas 1. Mereka sekolah di Daegwang High School, cukup
dekat dengan rumah mereka di Yongu-dong yang berada di daerah Dongdaemun. Keduanya
jarang jalan bersamaan, biasanya Yongguk menjemput yeojachingunya, Jieun, yang
rumahnya tidak jauh dari sana tapi berlawanan arah.
“Jihyun-ah, oppa jemput Jieun dulu ya. Sampai ketemu di
sekolah, annyeong” kata Yongguk di depan rumah
“Ne” jawab Jihyun singkat.
“Ne” jawab Jihyun singkat.
Keduanya pun berjalan berlawan arah. Jihyun tampak bosan
berjalan sendiri. Biasanya dia berjalan bersama dengan Junhong sambil
bercerita, tapi sudah satu minggu mereka tidak berbicara. Jihyun berjalan ke
halte bus dekat rumahnya sambil menendang-nendang batu dan sesekali memandangi
sungai di seberangnya. Matahari yang cahayanya redup menerangi pipi kanannya,
tapi hal itu dihiraukannya. Bisa saja dia berangkat jalan kaki, tapi mana
mungkin dengan cuaca dan jam yang sudah mepet begini.
Seoul pagi ini agak dingin, musim semi memang sebentar
lagi tiba tapi musim dingin belum menampakan tanda-tanda akan berhenti. Jihyun
tidak memakai jaket, dia hanya memakai syal warna biru muda. Dia mulai
menggigil.
Tidak jauh dari halte, Jihyun merasa diikuti oleh
seseorang. Suara langkah kaki. Jalanan masih sepi, karena sekolah biasanya mulai jam 8, sedangkan ini masih jam setengah
7. Jihyun tidak melihat kebelakang, karena mungkin hanya kebetulan saja arahnya
sama. Mungkin di belokan setelah ini orang yang mengikutinya akan berjalan
berlawan arah dengannya. Di belokan yang ditunggu-tunggu Jihyun, orang itu
tidak berjalan berlawan arah dengannya. Dia
berhenti, orang yang mengikutinya juga berhenti. Dia melihat siluet seorang namja yang tinggi karena matahari
berada di belakangnya. Siapa dia?
Jihyun PoV
Siapa sih ini
mengikuti saja dari tadi? Mungkin dia akan berbelok setelah ini? Ah itu dia belokannya, mungkin aku perlu mengatakan ‘Annyeonghaseyo’ karena sudah mengikutiku dari tadi. Hahaha. Yap,
sudah berebelok. Annyeong.
Eh, kenapa dia tidak berbelok? Mana mungkin ini
kebetulan? Tadi aku berjalan dengan lambat, seharusnya dia bisa mendahuluiku.
Coba aku berhenti, pasti dia akan mendahuluiku.
Aku pun menghentikan langkahku.
Loh, kenapa dia juga berhenti? Kulihat siluet seorang
namja yang tinggi dari belakang. Siapa dia ? Penculik? Ani, mana ada penculik
pagi-pagi? Eh, tunggu dulu. Aku pun melihat kembali siluet itu.
Namja. Tinggi. Rambutnya lurus. Lollipop di mulutnya.
Syal. Gayanya..
“Junhong?” aku pun melihat belakang, tanpa sadar
kusebutkan nama itu.“Dasar yeoja babo” kata namja itu sambil membuang
lollipopnya.
Babo? Kau pikir kau siapa? Anak dewa ? Cih. Aku segera
berjalan kembali, kali ini aku sedikit berlari. Dia bahkan tidak berbicara
denganku selama satu minggu, tiba-tiba muncul dan menyebutku babo? Yang benar
saja ! Dia bahkan memakai syal biru tua, ikut-ikut saja.
“Yah tunggu Jihyun-ah, kau jangan marah! Aku hanya
bercanda” kata Junhong yang sudah berada di sampingku.Aku hanya diam.
“Jihyun-ah, mian” kata Junhong dengan nada minta maaf
“Mian buat apa?” kataku dengan datar
“Karena menyebutmu babo?”
Aku tidak menjawabnya. Cuma itu saja? Kau tidak minta
maaf karena tidak berbicara dengan ku satu minggu? Kau yang babo Junhong-ah.
Kebetulan sekali setelah tiba di halte, busnya sudah ada.
Jadi aku tidak perlu berlama-lama dengan Junhong. Aku pun naik ke bus,
memasukan koin.Sepertinya Junhong juga mengikutiku. Ah, dimana aku duduk ? Itu dia tempat
favoritku! Tepat di sebelah kanan pintu keluar. Untung saja di sebelahnya ada
orang, jadi aku tidak perlu duduk dengan
Junhong. Aku pun berjalan ke tempat itu, sepertinya orang ini sedang tidur.
Namja memakai seragam Daegwang. Mungkin aku kenal.
“Mian, boleh aku duduk disebelahmu” kataku. Namja itu terbangun dan mendongak ke arahku dan berkata,
“Tentu saja Jihyun-ssi”
“Jongup-ssi, mian sudah membangunkan mu. Gomawo
Jongup-ssi” kataku sambil duduk disebelahnya, merebut tempatnya di sebelah
jendela. “Ne, kau tidak duduk
dengan Junhong?” tanya Jongup
Aku pun melihat kebelakang sebentar.
“Wae?” tanya Junhong dengan memberi tatapan
kau-ini-kenapa-?.
“ Nothing” balasku sambil kembali melihat kedepan.
“Kau dengan Junhong sedang bertengkar atau gimana ?”
tanya Jongup tiba-tiba
“Ani. Wae?” jawabku
“Biasanya kalian selalu bersama. Kukira Junhong itu namjachingumu” jawab Jongup.
“Ssst, nanti Junhong dengar!” seruku
“Biasanya kalian selalu bersama. Kukira Junhong itu namjachingumu” jawab Jongup.
“Ssst, nanti Junhong dengar!” seruku
“Mian-mian, hehe” jawab Jongup dengan senyum nya yang
manis itu.
Jongup adalah teman sebangku ku. Waktu pertama kali masuk
ke sekolah, seonsaengnim sudah memisahkanku dengan Junhong karena kami sudah terkenal
membuat kehebohan kalau kami duduk bersama waktu middle school. Jadi aku di dudukan
di sebelah Jongup. Jongup orangnya pendiam, tapi dia mempunyai senyum yang
manis. Jongup pernah 2 tahun denganku di middle school, tapi saat tahun
terakhir kami pisah kelas. Padahal aku sedikit dekat dengan Jongup. Tiba-tiba
saja..
“Jongup, kau tahu
tidak kenapa JIhyun marah denganku?” tanya Junhong sambil merangkul Jongup,
hanya saja dibatasi oleh kursi. Dia bertanya seakan-akan aku tidak
menderngarnya.
Jongup terdiam
sebentar, mungkin dia sedang berpikir?
“Molla, mungkin
cemburu?” kata Jongup dengan inncocentnya
Kami berdua saling berpandangan.
너를 많이 많이 좋아해
너를 나 사랑하게 됐나봐
똑같이 말하고 싶은데
내가 그래도 될까 좀더 기다려볼까
나도 많이 많이 좋아해
사실 난 이런 맘이 첨인데
더 기다려줄게 더 기다려줄래
난 여기 있을게 여기 있어줄래
우리는 이미 같은 맘인걸
I like you very
very much
I think I came to
love you
I want to say the
same thing
But is it okay if
I do that? Should I wait a bit more?
I also like you
very very much
Honestly, this is
the first time I'm feeling like this
I will wait more
I will be here
We are already
feeling the same way
Jongup PoV
Pagi ini
sepertinya aku adalah the luckiest namja. Aigoo, Jihyun sangat cantik hari ini.
Senyumnya, rambut panjangnya, dan syalnya membuatnya perfect. Ani, syalnya
hampr berwarna sama dengan Junhong. Wae ?! Padahal mereka sudah tidak berbicara
selama satu minggu, tapi sense pertemanan mereka ternyata masih ada. Aish.
“Jongup, kau tahu
tidak kenapa JIhyun marah denganku?” tanya Junhong dari belakang.
Wae? Jelas-jelas
karena kau tidak mengajaknya berbicara selama satu minggu. Ah, ani. Belakangan
ini dia sering memandangi Junhong dengan Soorin. Mungkin itu ?
“Molla, mungkin
cemburu?” jawabku polos.
Junhong dan
Jihyun berpandangan.
“Jinjjayo?!” kata
Junhong memecah keheningan di bus.
“Ani. Kenapa aku harus cemburu? Yah, Jongup-ssi jaga mulutmu!”
Naega wae?!
Bukankan itu kenyataan, kalo kau cemburu katakan saja Jihyun-ah.
“Mianhaeyo”
jawabku
“Ah, itu tidak
mungkin Jongup, Jihyun tidak menyukaiku sejak kecil” Kata Junhong datar lalu
kembali duduk.
Tidak menyukaimu?
Jelas-jelas dia marah karena kau tidak mengajaknya berbiacar selama satu
minggu. Tentu saja dia menyukaimu! Untung saja sudah sampai. Jadi aku tidak
perlu merasakan ketegangan diantara Jihyun dan Junhong. Junhong, segerelah
minta maaf pada Jinhyun.
Jangan biarkan
Jihyun terluka.
Author PoV
PELAJARAN JAM TERAKHIR : BIOLOGI
Jihyun
memperhatikan kedua pasangan itu tepat didepannya. Sungguh memuakan untuk
melihat pasangan yang mesra begitu, pikirnya. Jihyun merasa lelah. Untung saja,
ulangan yang diberikan seonsaengnim ini tidak terlalu sulit. Jihyun masih
memandangi Junhong yang di depan, dia sudah selesai mengerjakan soalnya. Sama
seperti Jihyun.
Junhong
menuliskan sesuatu di sebuah note kecil yang bisa menempel, dia menuliskan sesuatu.
‘JIHYUN-AH, BESOK
SABTU TUNGGU AKU DI TAMAN DAEGWANG’
Tulisan itu
sempat dibaca Soorin, yeojachingunya. Setelah itu dia menempelkan itu
dipunggungnya supaya Jihyun bisa mengambilnya. Dengan badannya yang tinggi itu
cukup untuk menutupi Jihyun supaya tidak ketahuan seonsaengnim.
Jihyun mengambil
kertas itu lalu dilipatnya dan dimasukan ke kantong, tanda setuju.
Soorin yang
melihat kejadian itu sangat jengkel, karena dia sangka dia berhasil membuat
Jihyun menjauh dari Junhong. Nyatanya tidak.
Bel pun berbunyi.
Anak-anak yang lain mulai berbicara satu sama lain tentang soal biologi yang
tadi. Jihyun hanya memberesekan barangnya dan kemudian pergi sambil mebayangkan
kemana dia dan Junhong akan pergi ?
SEMINGGU KEMUDIAN
Jihyun PoV
‘JIHYUN-AH, BESOK
SABTU TUNGGU AKU DI TAMAN DAEGWANG’
Arraseo, aku akan
menunggu mu. Aku tidak memperhatikan cara berpakaianku. Kalau pergi-pergi
dengan Junhong aku hanya memakai celana jeans, kaos, dan sneakers. Sama seperti
Junhong. Maklum saja jika sense kami sama, kami sudah bertemah sejak kecil.
Hari ini kuputuskan untung memakai sweater tipis berwarna biru karena udara
mulai hangat.
“Aaah, jinjja yeppeuda” ucap Yongguk oppa dari
belakang.
“Gomawo hehe” ucapku
“Kau mau kemana? Mau kencan ya? Setelah
Junhong menghilang, kau berganti dengan namja itu. Siapa namanya?” tanya oppaku
dengan nada bingung.
“Namja siapa?” tanyaku sambil mengucir
rambutku
“Aaah, Moon Jong Up!” seru oppa ku
tiba-tiba
Jongup? Yang benar saja!
“Ani. Dia hanya teman biasa. Sama
seperti Ae Chan” jawabku santai
“Junhong, Jongup,Aechan. Yah, dongsaeng
ku ternyata playgirl !”
“Yah oppa! Aku hanya suka berteman
dengan laki-laki karena mereka itu tidak cerewet!” bentakku
“Terserah kau saja, bahkan kau belum
pernah mempunyai namjachingu” kata oppa
“Yah!” aku pun menendangnya keluar dari
kamarku
Memangnya penting apa punya namjachingu?
Cih. Aechan? Lama juga aku tidak bercuma dengannya. Aechan itu temanku waktu
middle school, sayang sekali dia harus pindah ke Busan bersama orangtuanya.
Padahal Aechan adalah penengah aku dan Junhong. Kalo Aechan masih ada, pasti
aku dan Junhong tidak akan bertengkar seperti ini.
Udara di luar sudah mulai hangat, musim
semi! Seandainya aku bisa pergi ke Jepang dan melihat bunga bermekaran. Taman
Daegwang? Taman yang banyak kenangan dengan Junhong. Junhong selalu ada buat
ku. Tapi sekarang berbeda, dia lebih mementingkan Soorinnnya itu.
Author PoV
Jihyun sudah
hampir berangkat sedangkau Junhong masih sibuk dengan yeojachingunya. Junhong
sudah melihat jam dari tadi.
“Soorin-ssi, ayo
kita pulang. Nanti kita terjebak macet kalau malam-malam. Lagipula appa mu bisa
marah-marah padaku.” kata Junhong
dengan gelisah
“Junhong oppa,
belikan aku sesuatu untuk kenangan hari ini.”
Kata Soorin manja.“Arraseo, ayo jalan”
Junhong dan
Soorin sedang berada di Dongdaemun untuk 1st date mereka. Awalnya
Soorin mengajak Junhong ke Namsan Tower, tapi Junhong menolaknya karena ada
Jihyun.
Mereka berdua
pergi ke suatu toko baju, sengaja memang Soorin memilih toko baju yang ramai.
Dongdaemun mulai penuh sesak dan Junhong terus saja melihat kea rah jam.
“Kaja, pilih
T-Shirt couple yang kamu suka” kata Junhong. “Ani. Aku tidak
suka T-Shirt couple, bagaimana kalau kita membuatnya saja? Arraseo?” tanya Soorin sambil merengek.
“Aaaah, berapa
lama memang?” kata Junhong
sambil menderapkan kakinya
“Hanya 15 menit,
ayolaah oppa” kata Soorin
“Arraseo” Junhong terpaksaberkata begitu, karena dai
sendiri sangat mencintai Soorin.
Dengan berat
hati, Junhong menerima ajakan yeojachingunya itu. Selagi menunggu, dia mengirim
SMS pada Jihyun,
Jihyun-ah mianhae, aku sedikit terlambat.
Jihyun yang
menerima SMS itu hanya diam saja. Tapi dia masih menunggu di tengah cuaca yang
mulai dingin itu karena matahari mulai menghilang.
Pukul 17.20
Beruntung Junhong
sudah selesai dengan Soorin, sekarang dia hanya tinggal mengantarkan Soorin
pulang. Begitu Soorin sampai di depan rumahnya, dia berkata.
“Oppa, ayo kita
mengambil foto bersama!”
Junhong mungkin
agak risih karena dia tidak suka difoto.“Mmm, okey”
Soorin mulai
berbinar, dia mengambil handphonenya dan mulai berpose untuk selca. Keduanya
memasang tanda ‘peace’.
“Hana..dul..set”
Chu~
Saat hitungan
ketiga, tiba-tiba saja Soorin mencium pipi Junhong. Junhong yang
kaget segera bereaksi, menjauh. Sedangkan Soorin tidak mengucapkan satu kata
pun dan masuk ke dalam rumahnya, tanpa mengucapkan ‘annyeonghaseyo’.
“Yah! Soorin-ssi,
jangan sebarkan foto itu !” teriak Junhong di depan pintu rumah Soorin.
Nampaknya
usahanya sia-sia saja, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Junhong melirik ke
jam tangannya, sudah jam 6 sore.
Aaaah, jinjja! Si Soorin itu. Karena dia aku jadi telat,
awas saja kalau dia menyebarkan foto itu!
Dia segera naik
ke atas motornya dan mengebut dengan kecepatan tinggi, dari Dongdaemun ke
Daegwang lumayan jauh juga, apalagi sudah mulai macet.
Jihyun PoV
Ini sudah jam 6,
si Junhong belum saja datang. Terlambat sih terlambat, paling lama hanya 30
menit, tapi ini sudah jam 6. Udara sudah mulai dingin begini.
Aku mengambil
syal yang ada di tas ranselku, untung saja aku membawanya, kalau tidak aku bisa
mati membeku. Yang benar saja kejadian seperti ini ada? Seperti Boys Before
Flower saja, bedanya aku yang menjadi Junpyo, sedangkan Junhong yang jadi
Jandi. Junhong babo!
Lama-lama bosan
juga menunggu hanya dengan melihat sungai. Kuputuskan untuk membuka
handphoneku, membuka applikasi Me2Day punyaku. Barangkali ada artis yang lagi
update, hahaha. Kulihat homenya. Dan tiba-tiba saja..
“Apa-apaan ini?!”
teriakku
Kulihat foto
selca sebuah pasangan. Lim Soorin & Choi Junhong. Ciuman di pipi ? Bahkan
Junhong tersenyum dalam foto, dia bahakn
tidak pernah tersenyum kalo foto bersamaku.
Tiba-tiba saja
mataku memanas, air mata jatuh mengalir di pipiku. Mengapa aku menangis? Aku
bahkan tidak menyukai Junhong. Tapi dada ini rasanya sesak melihat hal seperti
itu. Apa aku menyukai Junhong? Tidak mungkin! Yang benar saja!
Bodohnya aku
mempercayai Junhong.
“JUNHONG BABO!”
Jongup PoV
Capek juga harus
sparing (pertandingan
basket) dengan adik-adik kelas. Uaaah, rasanya aku butuh mandi air panas. Hari ini
dingin, bagaimana ya keadaan Jihyun dengan Junhong? Pasti mereka sekarang sudah
damai dan pergi ke suatu tempat.
Hah, paling tidak
Jihyun sudah tidak terluka. Melihatnya belakangan ini sungguh pemandangan yang
paling menyedihkan. Aku benci melihat Jihyun terluka.
Rasanya aneh
bukan menyukai orang yang tidak menyukai kita? Hidup ini memang aneh.
Eh, Taman
Daegwang. Sudah sepi sekali. Aah, aku ingin pergi ke tebing. Aku ingin melihat
matahari yang cahayanya sudah tidak terlalu terang.
Itu dia
tebingnya..
“JUNHONG BABO!”
suara seseorang terdengar samar-samar
Eh, sepertinya
aku kenal suara itu?
“Hiks..hiks..”
suara seseorang
Menangis? Hii,
menyeramkan saja. Hantu? Ini sudah hampir malam, dan disini sepi sekali. Ah,
ani! Suranya aku kenal.
Saat itu juga aku
melangkahkan kakai ke tebing, tempat suara itu berasal. Eh, seorang yeoja
berambut panjang? Sepertinya aku kenal suaranya, rambutnya, stylenya.
Jangan-jangan…
“Jihyun-ah?”
kataku tiba-tiba sambil sedikit rambutnya yang menutupi wajahnya.“Hiks.. Kau
siapa ?” tanya nya masih tidak menampakan wajahnya.
Iya, ini Jihyun.
Suaranya..
“Jihyun-ah, ini
aku Jongup. Kebetulan tadi aku lewat sini. Kenapa kau disini menangis? Junhong
menyakitimu lagi? Aish, Junhong itu!”
tanyaku penasaran sambil membantunya berdiri.
“Jongup, kau
tidak mengerti!” kata Jihyun tiba-tiba sambil berlai menuju jembatan sungai.
“Yah!
Jihyun-ah!!” teriakku sambil berlari mengejarnya.
Sebenarnya ada
apa dengan Jihyun? Kenapa dia menangis? Tentu saja aku tidak mengerti,
bagaimana aku bisa mengerti kalau dia tidak bercerita.
Saat tiba di
jembatan, hal yang dilakukan Jihyun adalah menyeberang. Bagaimana Jihyun bisa
menyeberang bila terus menagis. Sialan sekali, Jihyun larinya sangat kencang.
“Yah, Jihyun-ah.
Jangan berlari sambil menangis, itu berbahaya!” teriakku sambil berlari.
Tidak, dia akan
menyeberang dengan menangis. Tiba-tiba saja ada mobil dari arah kanan.
“Oh, tidak”
kataku sambil lari dengan penuh tenaga.
TIIIIIN, wuzz
Untung saja aku
bisa menggapai tangan Jihyun sebelum dia menyeberang dan tertabrak mobil itu.
Jihyun ada dipelukanku, tangannya dingin.
“Jihyun-ah, ada
apa sebenernya denganmu?!” kataku masih sambil terengah-engah.“Jongup, kau
tidak akan mengerti!” katanya sambil memukul-mukul dadaku.
“Tenanglah dulu
Jihyun-ah” kataku sambil memeluknya erat.
Jihyun tidak
memelukku, tangannya hanya bergelantungan saja. Aku berusaha untuk memberikan
pelukan, supaya dia tidak mati kedinginan. Tiba-tiba saja ada yang terjatuh,
handphone Jihyun. Aku mengambil handphonya, sementara dia masih berdiri dengan
kepala menunduk.
Saat kuambil, aku
melihat sebuah foto. FotoJunhong bersama Soorin berciuman ?! Jadi ini yang
membuat Jihyun menangis. Aku sudah tau sejak lama kalau JIhyun menyukai
Junhong. Dan cukup susah memang memendam perasaan, sama sepertiku.
“Yah, jadi ini
yang membuat kau menangis? Aish, dasar Junhong itu!” kataku gemas
“Sudahlah, kau
tidak akan mengerti” katanya lemas
“Ani. Aku
mengertimu melebihi Junhong” kataku tiba-tiba sambil mengusap air matanya
Jihyun hanya bisa
memadangiku dengan pandangan kau-sedang-tidak-bercanda-bukan-?. Dasar diriku
ini babo sekali, bagaimana kalau dia tahu kalau aku menyukainya? Andwae!
“K..kaja, aku
akan mengantarmu pulang.” Kataku untuk mencairkan suasana.
Aku meminjamkan
jaket ku padanya, lalu aku mengantarnya pulang. Badannya sudah mulai menggigil,
mungkin saja Jihyun terkena demam.
Sesampainya di
rumah Jihyun, aku berpamitan kepada Jihyun dan Yongguk hyung. Kelihatannya
orang tuanya belum pulang kerja.
Aku menatap rumah
yang berada persis di depan rumah Jihyun.
Awas saja kau Junhong, kau sudha membuat Jihyun ku
menangis
Author PoV
Junhong yang mengendarai motornya sore itu dengan
kencang, dia berharap Jihyun masih menunggunya. Setelah sampai di Taman
Daegwang, dia berlari menuju tebing tempat mereka berjanji akan bertemu.
Dia tidak menemukan batang hidung Jihyun, yang ada malah
pemandangan yang luar biasa. Adegan Jihyun dan Jongup berpelukan.
“Apa maksud dari semua ini?!” kata Junhong.
Junhong lalu mebalikan badan, lari dari tebing itu menuju
motornya. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumahnya,
rasanya ingin dia menabrak segala sesuatu yang ada di depannya.
Dia
merasa sangat kesal, bagaimana bisa sahabatnya tega melakukan itu di depannya?
Jihyun PoV
Deng dereng deng
teng, deng dereng deng~
Sauara itu lagi, sudah bosan aku mendengarnya. Aku bahkan
tidak menutup mataku sejak kemarin malam. Yongguk oppa terus saja menghiburku
supaya aku berhenti menangis. Aneh bukan? Kenapa aku menangis? Aku bahkan tidak menyukai
Junhong, tapi hatiku sesak saat melihat hal itu.
Haaa, aku juga sangat malu karena kemarin aku menangis di
pelukan Jongup. Entahlah, aku merasa tenang berada di pelukannya. Kemarin dia
bilang dia lebih mengertiku daripada Junhong? Mungkin saja dia suka padaku,
aniyo.. itu tidak mungkin.Aku bangun dari ranjangku lalu menuju kea rah
jendela, aku berusaha mengintip ke arah seberang. Kubuka korden jendelaku,
hanya sedikikt saja. Aku melihat Junhong bersandar di jendelanya, wajahnya
murung. Murung? Kau kemarin melakukan hal yang menyengankan kan!
“Hatchi..”
Waa gawat, aku terkena flu. Bagaimana bisa aku terkena
flu saat musim semi tiba?
친구들 모여서
니 말이 나오면
왜 내가 들떠서 더 듣고 싶은지
너만 있으면
난 딴 사람이 돼
또 뜬금없는
어색한 농담을 해
When my friends are together and they mention you
Why do I get so excited and want to hear more?
If only you are there, I become someone else
And I make random, awkward jokes
Why do I get so excited and want to hear more?
If only you are there, I become someone else
And I make random, awkward jokes
Honestly, this feeling is so strange
Is this what it feels like to be on top of a cloud?
Is it like this, are we like this?
If you feel the same way, have we already started?
Is this what it feels like to be on top of a cloud?
Is it like this, are we like this?
If you feel the same way, have we already started?
Author PoV
Sudah 3 hari Jongup duduk sendiri, tidak ada Jihyun
disampingnya. Seonsaengnim mengatakan kalau JIhyun terkena flu. Jongup ingin
sekali menjenguknya untuk membawakan catatan selama JIhyun tidak masuk.
Sedangkan Junhong, dia tetep bersenang-senang saja setelah kejadian hari Sabtu
itu. Jongup berpikir kalau Junhong memang tidak mempunyai perasaan, atau
Junhong hanya membuat jebakan saja buat Jihyun.
Saat bel pulang berbunyi, Jongup tidak pulang ke
rumahnya, dia menuju kea rah yang berlawanan. Ke Yongu-dong. Setelah sampai di
depan rumah Jihyun, dia mengetuk rumah Jihyun. Tidak lama kemudian sesorang
membukakan pintu.
“Annyeonghaseyo” kata Jongup sambbil memberikan bows
“Oh, annyeong Jongup-ssi. Wae kau melakukan bows
terhadapku haha..” kata yeoja yang membukakan pintu untuk Jongup
“Oh, Jihyun-ah, aku kira ibumu yang akan membukakan
pintu, hehe” kata JOngup polos.
“Aaah, orangtuaku sedang bekerja. Silahkan masuk.” Kata
Jihyun dengan senyumnya.
“Ne” kata Jonggup.
Jongup masuk ke rumah Jihyun. Rumah yang cukup nyaman, Keduanya
duduk di sofa di ruang keluarga.
“Ada apakau mencariku?” tanya Jihyun
“Ah, aku hanya menjengukmu. Kudengar dari seonsangnim
kalau kau sakit dan aku hanya member catatan selama kau tidak masuk.” Kata
Jongup sambil mengeluarkan catatan miliknya dan memberikannya pada Jihyun.
“Wah, terimakasih Jongup!” jawab Jihyun sambil menerima
catatan Jongup. “Ani. It’s nothing. Kau sudah sembuh ya?” tanya Jongup.
“Ya begitulah. Apakah Junhong masih bersama Soorin?”
Jongup yangmendengar pertanyaan itu hanya bisa terdiam
dan memandangi Jihyun.
Jongup PoV
“Ya begitulah. Apakah Junhong masih bersama Soorin?”
Aku hanya memandanginya. Kau serius bertanya seperti itu?
Dia bahkan menyakitimu! “Molla” jawabku singkat.
“Yah, kau kan duudk dibelakangnya!” seru Jihyun
“Tentu saja mereka masih bersama!” seruku. Jihyun kaget
mungkin, dia menundukan kepalanya. Aduh, aku
ini babo sekali. Sebelum aku meminta maaf, Jihyun berkata “Kenapa kau
marah padaku?!” Tentu saja aku marah padamu! Kau tidak sadar apa kau telah
disakiti!
“Aniyo. Aku hanya tidak suka kau masih saja menanyakan
Junhong.” Jawabku kalem.
Eh, barusan aku bicara apa? “Ne?” kata Jihyun tidak
mengerti perkataanku. Aku berusaha mengalihkan
perhatian dengan mengganti bahan pembicaraan ini.
“Kau menyukai Junhong bukan?” tanyaku. Mungkin pertanyaan
ini terdengar bodoh. Tapi aku harus benar-benar mengganti topic pembicaraan
ini. “Tentu saja tidak!” seru Jihyun. Tidak? Pembohong yang sangat bodoh.
“Lalu, kenapa kau kemarin menangis saat melihat Junhong
dan Soorin ?”. Pertanyaanku mungkin memojokan Jihyun. Jihyun hanya terdiam
mendengar pertanyaanku itu. Mungkin aku harus berbicara padanya.
“Kau menyukainya Jihyun-ah. Kau menangis karenanya, kau
marah padanya saat dia tidak mengajak berbicara padamu selama satu minggu, kau
cemburu padanya saat melihat Junhong bersama Soorin. Itu namanya suka.”
“Jongup-ssi, kau begitu menegerti perasaanku daripada
Junhong” kata Jihyun tiba-tiba. Tentu saja aku lebih mengerti perasaanmu, hanya
saja kau tidak menyadarinya.
“Jongup-ssi, aku akan membicarakan hal ini pada Junhong”
kata Jihyun tiba-tiba.
Yah! Kau sudah gila ya Jihyun!
Author PoV
Kelas sudah hampir mulai. Junhong masih
berbincang-bincang dengan Soorin, sedangkan Jongup memandanginya risih dari
belakang. Tiba-tiba pintu kelas terbuka, semua murid memadang ke arah pintu.
Mereka berpikir kalau seonsangnim datang lebih awal, tapi yang masuk adalah
Jihyun, bukan seonsangnim. Lalu tiba-tiba Jongup berteriak,
“Jihyun-ah, akhirnya kau masuk juga!”. Lambaian tangan
Jongup pun dibalas senyuman oleh Jihyun. Jihyun berjalan menuju banguknya
disebelah Jongup. Seisi kelas saling berpandangan, mereka berpikir mana mungkin
Jongup yang pendiam itu bisa bersikap seperti itu. Tak lama kemudian
murid-murid kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Seisi kelas kaget,
termasuk Junhong, Junhong hanya bisa mengatakan “Aish..” untuk itu,
Saat Jihyun duduk dibangkunya, Jongup bertanya “Kau jadi
melakukan hal gila itu?”
“Em? Tentu saja!” jawab JIhyun dengan penuh senyuman. Jongup hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Setelah jam pelajaran terakhir selesai, semua murid
langusng pergi dari kelas. Jihyun segera berdiri. Dan berkata, “Jongup, aku
duluan ya”. Nampaknya Jihyun mengejar Junhong yang sudah berada di depan kelas.
Dia berdiri dihadapan Junhong, “Junhong, ikut aku! Soorin-ssi, aku pinjam
namjachingumu nya.
Week” kata Jihyun sambil menjulurkan lidahnya.
Dia membawa lari Junhong entah kemana. Soorin yang
melihat kejadian itu pun terkaget-kaget. Jongup dari belaakang mengikuti Jihyun
dan Junhong, dia khawatir akan terjadi sesuatu pada Jihyun. Ia takut Junhong
akan menyakiti Jihyun lagi.
Ternyata Jihyun membawa Junhong ke hall sekolah mereka.
Mereka beruda masuk ke dlaam hall, sedangkan Jongup hanya menunggu di depan. “Mereka
berdua butuh privasi” pikir Jongup.
Jihyun melepaskan genggaman tangannya, keduanya masih
terengah-engah karena berlari. “Jihyun-ah, apa maksud dari semua ini? Kau bisa
membuatku putus dengan Soorin!” kata Junhong. Jihyun tidak membalasnya, dia
hanya tersenyum.
“Kau! Ada apa denganmu?!” tanya Junhong. Jihyun yang dari
tadi tersenyum, sekarang menampakan wajah serius. “Dasar namja babo” kata
Jihyun singkat.
“Yah, aku memang babo!!” teriak Junhong, dia terlihat
sangat frustasi. Dia mengacak-ngacak rambutnya. Jihyun kaget melihat Junhong
seperti itu. Jongup yang berada di luar pun kaget, kenapa Junhong berteriak.
Dia memutuskan untuk mendengarkan percakapan mereka berdua.
“Aku memang babo. Kau memanfaatkan kesempatan kita
berbicara dengan memamerkan namjachingu barumu!” kata Junhong. “Namjachingu
apa?!” Jihyun yang masuh terlihat kaget, agak bingung dengan perkataan Junhong.
“Kau jangan pura-pura bodoh! Aku melihatmu dengan Jongup berpelukan di seberang
Taman Daegwang!”
Jongup yang mendengarnya dari luar kaget. “Oh tidak,
ternyata dia berada di taman itu. Aduh, ini semua karena aku. Aku ini babo
sekali!” kata Jongup yang kesal karena dirinya sendiri.
“Aniyo, itu karena..” Jihyun belum sempat mengakhiri
kalimatnya tapi sudah dipotong oleh Junhong. “Karena apa?! Kau tidak
mengertiku!” kata Junhong.
“Ya! Aku memang tidak mengerti mu! Kau bahkan tidak
mendengarkanku terlebih dahulu. Begitu juga denganmu, kau tidak mengerti
perasaanku!” kata Jihyun lalu meninggalkan Junhong sendirian di hall. JIhyun
keluar dari hall itu, dia sempat melewati Jongup. Tapi Jihyun tidak melihatnya,
dia hanay melewatinya. Jongup melihat Jihyun, Jihyun tidak menangis, tapi raut
wajahnya sedih. Jongup yang tidak terima akan hal itu, dia masuk ke dalam hall.
“Junhong! Apa sebenarnya maksudmu melukai Jihyun lagi ?!”
kata Jongup. Badannya memang kalah tinggi dengan Junhong, tapi dia tidak takut
kalau harus betengkar dengannya. “Lagi?! Kapan aku menyakitinya?! Kau ini asal
bicara saja Jongup!” kata Junhong sambil mendekatkan diri pada Jongup.
“Bagaimana kau tidak mengerti!” kata Jongup. “Bagaimana
aku bisa mengerti? Cih. Jihyun lah yang salah, kau dengannya malah berpelukan
di depanku! Itu membuatku muak!Padahal saat itu adalah waktu ku untuk berbicara
padanya, kau malah merebutnya!” kata Junhong.
“Itu karena dia menangis babo!” jawab Jongup.
Dia hampir saja
melayangkan tinjunya. Tapi dia sadar kalau dia melukai Junhong, sama saja dia
melukai Jihyun. Junhong yang mendengar kata ‘menangis’ pun kaget.”Menangis?
Menangis karena apa ?” kata Junhong
“Kau tidak tahu?”. Jongup mengambil handphone di sakunya,
tidak lama kemudian dia menunjukan foto dimana Junhong dan Soorin berciuman.
“Ini yang membuat dia menangis, dia menyukaimu!”
Junhong hanya bisa melongo. Selain kata ‘menyukaimu’ dia
kaget bahwa fotonya di sebarkan oleh Soorin. Dia merasa bersalah pada Jihyun,
sekaligus Jongup. Dia hanya bisa terdiam.
“Bagaimana dia tidak menyukaimu? Dia cemburu saat kau
bersama Soorin, dia marah saat kau tidak mengajaknya berbicara selama seminggu,
dia bahkan menangis saat melihat foto itu! Kau sudah cukup melukainya, dan aku
tidak suka. Seandainya saja kau merasakan apa yang dia rasakan” kata Jongup.
Junhong terheran-heran dengan kata Jongup, karena selama ini Jongup sangat
pendiam.
“Baiklah. Aku mengerti. Walaupun dia menyukaiku, tetap
saja aku tidak bisa memblas perasaanku padanya. Karena aku sangat mencintai
Soorin. Tapi aku juga menyayanginya, karena dia sudah kuanggap sebagai adikku
sendiri. Tapi aku tidak bisa mengerti perasaannya, yang ada aku akan
menyakitinya. Yah Jongup, kejarlah Jihyun, sekarang dia milikmu!” kata Junhong
sambil meninggalkan hall itu.
너를 너무 너무좋아해
사실 난 이미 너를 사랑해
똑같이 말할 수 있는데
왜 난 떨리는건지 자꾸 망설이는지
아니 너를 너를 사랑해
이제는 내 맘 다 말해줄게
날 믿어주겠니 널 믿어볼게 난
이 사랑안에서 이 사랑속에서
나란히 같이 걸어가자 둘이
I like you very very much
Honestly, I already love you
I can say the same thing but
Why do I keep shaking, why am I keep hesitating?
Honestly, I already love you
I can say the same thing but
Why do I keep shaking, why am I keep hesitating?
No I love you, you
Now I will tell you everything of my heart
Will you believe in me (I’ll believe in you)
In my love (in this love)
Let’s walk together side by side
The two of us
Now I will tell you everything of my heart
Will you believe in me (I’ll believe in you)
In my love (in this love)
Let’s walk together side by side
The two of us
Jongup masih bingung dengan perkataan Junhong. Tapi dia
sekarang sudah berlari untuk mencari Jihyun. Kemana dia akan mencarinya? Dia
sudah menelepon Jihyun berkali-kali, tapi tidak diangkat oleh Jihyun. Dia
memutuskan untuk pergi ke Taman Daegwang, dia pergi ke tebing dimana dia
menemukan Jihyhun menangis.
“Junhong babo!” terdengar sebuah teriakan dari tebing
itu. Jongup yankin kalau itu adalah Jihyun. Dia beralri menuju tebing itu,
memang benar Jihyun ada disitu.
“Jihyun-ah mianhae, karena aku kau tidak jadi menyatakan
cintamu pada Junhong” kata Jongup sambil melakukan bows. Jihyun yang melihat
itu hanya tertawa.
“Menyatakan cinta? Yang benar saja! Tujuanku disitu hanya
memberitahu Junhong bahwa aku marah padanya karena dia tidak mengajak aku
berbicara. Itu saja” jawab Jihyun dengan senyum di wajahnya. Jongup bingung dan
pipinya merah karena malu. “Tapi waktu itu kau bilang..” kata Jongup terputus
karena bingung.
“Aniyo, kau ini mudah saja tertipu. Terimakasih tadi
sudah membelaku” kata Jihyun. “Tapi kau kan menyukai Juhong?” kata Jongup masih
penasarans aja. Jihyun hanya memandangi Jongup dengan senyuman.
“Tapi kita tidak harus saling memiliki” kata Jihyun.
Jongup duduk di sebelah Jihyun. “Jihyun-ah, sepertinya aku menyukaimu.” Kata Jongup mendadak. Jihyun hanya bisa teranganga mendengar
kata-kata itu.”Mwo??” kata JIhyun bingung.
“Sungguh, aku menyukaimu. Aku tidak suka melihatmu
terluka, maukah kau menjadi yeojachinguku?” kata Jongup dengan malu. “Arraseo”
kata Jihyun
“Saranghae JIhyun-ah” kata Jongup.
“Nae do saranghae Jongup-ssi, apa aku perlu memanggilmu
oppa? hehe” kata Jihyun. Jongup tertawa mendengar itu, “Aniyo, kau ini!” jawab
Jongup sambil memeblai rambut Jihyun
Jihyun PoV
Entah kenapa semua terjadi
secepat ini. Junhong memang tidak putus dengan Soorin, karena Junhong menyukai
Soorin. Walaupun akhirnya Soorin menceritakan semuanya, Junhong tetap memaafkan Soorin. Dia menyuruh Soorin untuk mengehentikan sifatnya itu, karena aku adalah teman Junhong. Begitu juga denganku, aku sudah mempunyai Jongup. Sekarang aku dan Junhong sudah berbaikan.
“Jihyun-ah!” teriak seorang namja memecah lamunanku.
“Ne?” kataku singkat. “Ayo kita berangkat!” kata namja itu yang tak lain adalah
Junhong. Aku dan Junhong sudah berangkat ke sekolah bersama lagi, walaupun
Jongup awalnya tidak terlalu suka.
“Arraseo, kaja!” kataku. Juhong hanya bisa tersenyum.
“Kau bersemangat sekali datang ke sekolah? Kau tidak sabar bertemu dengan
Jongup ya?” kata Junhong menggodaku.
“Ne! Aku menyukai Jongup, tidak menyukai mu! Week”
kataku sambil berlari menuju halte bus. “Yah! Ku ini!” kata Junhong sambil
mengejarku.
-----------------------------------------------------END--------------------------------------------------
Gimana FF'nya? Bingung kah? Gantung kah ?
Maaf kalo ceritanya gantung ya.. Hahaha
Comment buat kritik~
DON'T BE A SILENT READER
suka dong ceritanya XD bagus thor hehe ^^
ReplyDelete